Penulis:

Palu, Seraya.id – Dimensi menyebabkan ukuran atas perjalanan sesuatu dibatasi dengan istilah umur atau usia.

Disebut muda jika perjalanan dimensi waktunya belum terlalu lama, berjuluk tua jika perjalanan dimensi waktunya sudah cukup panjang.

Namun relativitas terhadap dimensi waktu ini ternyata sangat lebar.

  • Rentang Kebiasan 15 – 24 & 28

Pun ketika beberapa kriteria yang digunakan untuk mengatakan muda atau tua telah ditetapkan, batasan dimensi waktu tersebut masih sangat bias.

Nabi-nabi pendahulu hidup hingga ratusan tahun menurut sejarah. Hari ini umur manusia rata-rata hanya 70 tahun. Bagaimana seratus tahun lagi. Entahlah.

Jika pemuda dikategorikan dalam rentang usia 15 sampai 24 tahun, maka seseorang dengan usia 28 tahun sudah dianggap tidak muda lagi.

Dan sudah barang tentu banyak pihak yang tak sepakat dengan pernyataan ini.

Banyak yang menganggap usia 40 tahun pun masih dianggap belia.

Itu tandanya betapa bias ungkapan muda dan tua.

Namun ada satu hal yang tak pernah bisa dibantah, bahwa menua adalah sebuah keniscayaan.

Dalam perjalanan menuju tua inilah sebenarnya dinamika hidup banyak terjadi.

Museum sejarah banyak menggambarkan tentang dinamika perjalanan hidup sesuatu.

Museum Angkut, di Kota Batu, menggambarkan perjalanan perubahan jenis alat transportasi dari masa ke masa.

Semakin ‘kini' -tanpa bermaksud mendikotomi tua atau muda- alat transportasi berevolusi semakin canggih seiring kemajuan teknologi.

canggih tersebut adalah cerdas, aman, nyaman dan mudah dijangkau.

Baca Juga

Museum Prangko di Jakarta, menyajikan koleksi prangko dari dalam dan luar negeri.

Dari tahun 1864 Masehi hingga saat ini, beragam jenis prangko yang menggambarkan situasi atau perwakilan tokoh pada saat itu tersedia di dalamnya.

Gambaran tentang fungsi prangko pada saat itu yang kemudian secara perlahan bergeser.

Hingga pada akhirnya apa yang kita rasakan sendiri saat ini, di era digital ini, di mana peran prangko kian mulai ditinggalkan.

Namun bagi para Filatelis, prangko tetap punya nilai. Semakin ‘tua' semakin bernilai.

  • Soal Ajal, Soal Dewasa

Maka dari dua museum itu kita kemudian mengerti makna kata menua.

Pertama, secara kuantitatif ukuran dimensi waktu bertambah.

Kedua, dari sisi kualitatif muncul sikap dan sifat yang semakin dewasa dengan segala bentuk kedewasaan.

Maka tak perlu takut menua.

Ajal adalah tentang soal ada atau tiada.

Tapi dewasa adalah soal berguna atau sia-sia. (Penyunting: MFS Lanoto)