Seraya.id, – Di saat keadaan fisik bangunan kental Palu yang bahkan terabaikan, kelompok pemerhati bernama Forum Gedung Juang justru mendorong kawasan bekas rumah Belanda itu agar lebih massif diramaikan lewat ragam aktivitas publik.

Niatan tersebut mencuat hasil agenda Aksi Peduli Gedung Juang pada Minggu, 23 Juli oleh forum itu.

Sebelumnya patut diketahui, kerusakan parah bagian-bagian Gedung Juang saat ini yang mayoritas masih asli sepeninggal Kolonial Belanda hingga Jepang, antara lain keropos bahkan hilangnya perabot kecil seperti lemari dan pintu.

Kemudian atap dan plafon yang bocor serta kemiringan bangunan imbas beberapa tiang penyangga yang lebih dulu rusak, bukan saja berdampak menghilangkan kesahihan sejarahnya.

Namun juga berpotensi mencederai pengunjung akan kerentanan bangunannya, bila salah satu poin utama Forum Revitalisasi Gedung Juang itu berhasil terwujud.

Menanggapi situasi itu, Mohammad Heriantho selaku penggerak Forum Revitalisasi Gedung Juang menjelaskan kepada redaksi Seraya.id, justru seluruh bagian kerusakan Gedung Juang menjadi fokus utama pihaknya hingga tahap perbaikan terjadi.

“Bahkan jika perlu atau memungkinkan kami membuka donasi umum atas keperluan biaya perbaikan Gedung Juang, (sambil) terus mendorong status Gedung Juang menjadi budaya,” ujar Antho karib sapaannya pada Selasa, 25 Juli 2023.

Jelas Antho, tentunya dorongan aktivitas publik dimaksud yakni lebih banyak menggunakan selasar hingga halaman Gedung Juang, tanpa menggunakan seperti ruang dalam yang plafonnya kini hampir roboh.

“Nah Selain kami akan fokus mendokumentasikan kerusakan Gedung juang secara detail, kami akan mengupayakan beberapa pembiayaan terkait perbaikan. Rencana buka donasi itu akan memberi kontribusi nyata,” beber Koordinator Komunitas Historia Sulawesi Tengah ().

Meski hingga kini Forum Revitalisasi Gedung Juang belum mengantongi gambaran pasti, berapa rupiah yang dibutuhkan memugar bekas rumah Kontrolir Kolonial Belanda itu.

Namun menurut Sejarawan kondang JJ. Rizal ketika hadir langsung dalam aksi peduli Gedung Juang, menyarankan hal utama lewat dokumentasi rinci tiap kerusakan.

Sembari JJ. Rizal imbuh Antho akan menghubungkan pihaknya dengan Arsitek berlisensi ahli penanganan cagar budaya.

Sebab butuh ilmu dan cara khusus merencanakan serta mengerjakan perawatan bangunan kuno.

Terlebih bangunan yang mengandung runut catatan penting peristiwa masa lampau atas daerah di mana dia berdiri. (sf)