Seraya.id, Palu – Seolah senantiasa menyesuaikan alur gaya hidup di bidang seni, salah satu kedai kopi daerah Kota Palu yakni Kedai Malindo Lara kembali menghelat bertajuk ‘'.


Sebagai ruang atas leburan seni yang kini karib disebut itu, Pemilik Malindo Lara Nurhidayat Mohammad Ishak, kepada Seraya.id berkata, dasar penyajian Ruang Persepsi adalah titik kumpul menyatukan ragam pelaku seni .


“kegiatan ini dikerjakan dalam rangka kami mencoba membuka ruang – ruang baru bagi kita semua yang sedikit banyak ikut berkecimpung di dunia kreatif,” ujar Mangge Dayat sapaan karibnya, di sela giat tersebut, Jumat malam (8/9/2023).

Keseruan dialog industri kesenian atau kreativitas dalam segmen sharing session di giat Ruang Persepsi oleh , Jumat (8/9/2023). Foto milik: Seraya.id


Tak hanya menyambung lintas karya tiap akal pribadi maupun kelompok, Ruang Persepsi pun menyediakan wadah berupa pameran lukis dan panggung tari api.


“Kalau istilah (era) popnya sekarang kan industri kreatif. Maka nama kegiatan ini kami anggap tepat berjudul Ruang Persepsi,” tuturnya.


Malindo Lara yang terletak di Jalan Bulu Masomba, Kelurahan Kawatuna, Kecamatan Mantikulore itu, tak hanya memamerkan karya kelompok seni rupa bernama Teman Gambar dan tarian api oleh Fajrin.

Pertunjukan Tarian Api (Fire Dancing) oleh seniman independen Fajrin, dalam Ruang Persepsi oleh Kedai Malindo Lara, Jumat (8/9/2023). Foto milik: Seraya.id


Pun juga menyisipkan waktu sekitar lebih 1 jam untuk sharing session ihwal pengaryaan, lapak preloved – pakaian bekas kegemaran laik pakai – sepanjang jalannya acara, serta lukis langsung di tempat.


“Harapannya ke depan bisa jadi platform untuk kita-kita pura (Kaili red: kita semua) bukan cuman kita-kita mboto (saja),” timpa mantan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo ini.

Salah satu pihak dari komunitas Teman Gambar berbagi kreativitas lewat karya seni yang mereka pamer dalam Ruang Persepsi oleh Kedai Malindo Lara, Jumat (8/9/2023). Foto milik: Seraya.id


Mangge Dayat sendiri menyasar, buah pikiran dan buah tangan yang bahkan tak sebatas seniman, bisa terakomodir dari Ruang Persepsi hingga di masa depan.


“Jadi toh, apapun hasil olah kreatifitas anak – anak (Sua, CengKErama, kelaNA) mamala (bisa) terbang-terbang bahkan terelaborasi di wadah ini. Mudah-mudahan jadi wacana baru yang sungguh – sungguh progresif,” tandasnya.

Sementara kepedulian kreativitas Bumi Tadulako atas ragam potensi bakat dirinya, masih terus dijadikan perhatian Mangge Dayat cs – utamanya panitia Ruang Persepsi – agar sampai di titik maju nan berbangga. (sf)

Antara peserta dengan panitia Ruang Persepsi berswafoto bersama selepas giat, Jumat (8/9/2023). Foto milik: Seraya.id