Seraya.id, Palu – Yayasan Hadji Kalla terus menunjukkan komitmennya dalam memperluas akses pendidikan tinggi bagi generasi muda dari keluarga pra-sejahtera di kawasan Indonesia Timur, khususnya mahasiswa-mahasiswi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Melalui Program Beasiswa Kalla 2025, lembaga itu turut menyediakan pelatihan pengembangan diri terstruktur selain bantuan pembiayaan pendidikan.
Informasi yang dihimpun Seraya.id, sebanyak 503 mahasiswa dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat menerima manfaat program ini.
Di Sulteng sendiri, angka mahasiswa putus kuliah masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan data Statistik Pendidikan Tinggi oleh Kemdiktisaintek RI, jumlah mahasiswa yang berhenti kuliah di provinsi ini mencapai 5.717 orang, dengan tren yang belum menunjukkan penurunan signifikan.
Menanggapi data itu, Manager Educare LAZ Hadji Kalla Therry Alghifary menuturkan, beasiswa Yayasan Hadji Kalla dirancang untuk mengurangi beban tantangan mahasiswa seperti putus kuliah tersebut.
“Beasiswa Kalla dirancang tidak hanya untuk meringankan beban biaya, tetapi juga untuk menjaga semangat belajar mahasiswa agar tidak putus di tengah jalan,” ujar Therry pada Kamis, 7 Agustus 2025..
Ia menekankan program ini sebagai bentuk dorongan untuk mahasiswa menjadi agen perubahan melalui pelatihan kepemimpinan, keterlibatan sosial, dan kesempatan magang untuk membuka peluang masa depan.
Therry menguraikan, pada 2025, program beasiswa disalurkan dalam dua periode semester genap dan ganjil dengan nilai maksimal Rp7.500.000 per mahasiswa.
Sebesar 88% dana langsung disalurkan ke rekening kampus mitra, sementara 12% ke rekening mahasiswa di kampus non-mitra.
Seluruh penerima beasiswa termasuk kategori Asnaf Fisabilillah, dan 100% berasal dari keluarga pra-sejahtera yang telah diverifikasi kampus terkait.
Sebagai bagian dari penguatan kapasitas diri, lanjut Therry, Yayasan Hadji Kalla juga menyelenggarakan kelas pengembangan diri di berbagai kota, termasuk Palu.
Materi pelatihan meliputi literasi digital, ketangguhan diri, strategi belajar, manajemen keuangan, dan komunikasi efektif. Rata-rata peserta tiap sesi mencapai 108 mahasiswa, dengan tingkat kepuasan mencapai 92,6%.
Evaluasi program juga menunjukkan bahwa 95,8% penerima beasiswa berhasil membayar UKT dan melanjutkan studi mereka.
Rektor Universitas Abdul Azis Lamadjido (U-Azlam) Dr. H. Muhammad Darma Halmi, SE, MM, yang hadir dalam acara Campus dan Media Gathering Beasiswa Kalla ini, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi Yayasan Hadji Kalla.
“Program ini sangat relevan dengan kebutuhan mahasiswa di daerah kami. Banyak dari mereka yang cerdas dan bersemangat, tetapi terkendala biaya. Kami berharap sinergi ini terus berlanjut dan memberi dampak lebih luas,” kata Darma.
Salah satu penerima beasiswa asal Sulteng tahun 2022, Fitri Almirah Maulidya Khairul Otoluwa mahasiswi semester tujuh jurusan Administrasi Publik, Universitas Tadulako, juga membagikan pengalamannya.
“Beasiswa Kalla bukan hanya menyelamatkan saya dari putus kuliah, tapi juga membuka wawasan dan memperkuat kepercayaan diri saya lewat pelatihan-pelatihannya. Saya merasa lebih siap menghadapi dunia kerja,” ucapnya.
Yayasan Hadji Kalla terus mendorong lebih banyak kampus mitra di Sulawesi Tengah untuk bergabung dalam program ini.
Di tahun mendatang, kampus-kampus seperti Universitas Tadulako, IAIN Datokarama Palu, dan sejumlah perguruan tinggi swasta di Sulteng menjadi sasaran utama perluasan manfaat.
Harapannya, semakin banyak mahasiswa dari Sulawesi Tengah yang dapat mengakses pendidikan tinggi dan menjadi bagian dari solusi bagi daerahnya.
Informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran dan ketentuan beasiswa dapat diakses melalui situs resmi Yayasan Hadji Kalla di www.yayasanhadjikalla.or.id. (sf)