Seraya.id, Palu – Berangkat dari keresahan ketika Sulawesi Tengah masuk dalam provinsi termiskin di indonesia, sosok Mardiyah yang sebelumnya menjabat sebagai Customer Relationship Manager (CRM) memilih mundur dari karirnya tersebut dan membangun PT. Hannah Asa Indonesia yang menyasar pengembangan daya masyarakat pedalaman, perempuan serta menyentuh para pelaku UMkM.
Selaku Komisaris PT. Hannah Asa Indonesia, Mardiyah menuturkan, perusahaannya itu juga merambah ke bidang Financial Consultant.
Mardiyah lewat giat Ramah Tamah Hannah Homestay pada Jumat malam, 15 Maret 2024 menyayangkan Sulteng yang sangat kaya akan sumber daya alam justru masuk ke salah satu provinsi termiskin di indonesia.
“Hal ini juga lah menggerakkan saya untuk membangun Hannah Asa Indonesia ini,” ungkapnya di kantor perusahaan itu di Jalan Batavia Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.
Mardiyah bahkan mengajarkan literasi keuangan kepada para ibu-ibu serta melakukan pelatihan peningkatan kapasitas kelompok perempuan.
Guna menghindari dampak buruk sebuah bisnis yakni financial stress, dia pun memberikan pelatihan kepada masyarakat di beberapa desa yang ada di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi.
“Dan ternyata masyarakat kita banyak yang belum paham bagaimana proses pengolahan terutama mengelola keuangan. [Contohnya] di salah satu desa yang kami datangi, mereka mengelola minyak goreng, untuk pembuatan satu botol minyak goreng modalnya Rp20 ribu dan mereka menjual minyak tersebut seperti harga modal [tidak sesuai],” urainya.
Pendidikan untuk memahamkan melalui beberapa pelatihan, memacu diri Mardiyah untuk bidang pengelolaan finansial dan literasi keuangan untuk ibu rumah tangga, pemberdayaan pelaku UMKM hingga menyambangi masyarakat pedalaman guna membagi pengetahuan dirinya.
Nama Hannah Asa Indonesia sendiri bilang Mardiyah, terinspirasi dari nama almarhumah ibunya. Sebelum wafat, sang ibunda berpesan kepada Mardiyah agar memiliki hidup yang lebih bermanfaat dan menciptakan dampak positif untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Dengan begitu Mardiyah berharap agar masyarakat tidak mengabaikan pentingnya literasi keuangan, dan mulai melatih diri untuk memiliki basic skill dalam mengelola keuangan.
Dan jika dilakukan secara tekun atau konsisten, maka tentu berdampak baik dalam mensejahterakan perekonomian. (win)