Seraya.id, Palu – Salah satu penyakit berbahaya yakni demam berdarah dengue (DBD) disebut mengalami peningkatan kasus pada tahun 2024.
Lonjakan penyakit melalui virus nyamuk betina Aedes Aegypti ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tengah Hestiawati.
Kepada Seraya.id dikatakan Hestiawati, wilayah Sulteng memang terjadi peningkatan kasus DBD dibanding tahun lalu.
Dia mengungkapkan, pemerintah daerah telah menggalang upaya efektif memberantas dan mencegah kenaikan jumlah kasus DBD.
“Yang kami lakukan adalah salah satunya dengan cara menetapkan gerakan satu rumah satu Jumantik,” ujar Hestiawati ditemui di ruang kerjanya di Jalan Kartini Palu, Selasa, 26 Maret 2024.
Sebagai informasi, Jumantik adalah singkatan dari Juru Pemantau Jentik, yang menugaskan seseorang melakukan pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan jentik nyamuk khususnya berjenis Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Namun Hestiawati belum bisa memastikan jumlah lonjakan tersebut. “Persentase [jumlah] dari peningkatan kasus DBD belum ada atau belum pasti sampai saat ini, karena kami belum merekapitulasi data secara keseluruhan,” ucapnya.
Meski begitu pihaknya mengingatkan kesadaran dari masyarakat mengenai betapa pentingnya pola hidup bersih dan sehat, sebagai salah satu cara jitu terhindar dari penyakit DBD.
Pada dasarnya dia bilang, Dinkes Sulteng berfungsi melakukan pembinaan, pengawasan, supervisi monitoring, dan evaluasi terhadap kasus DBD.
“Juga menyediakan logistik [penanganan penyakit]. Kalau misalkan ada kekurangan dari kabupaten se-Sulteng kami siap menyuplai itu. Pada dasarnya kami tidak pernah kekurangan logistik ini,” tandasnya.
Sementara imbuh Hestiawati, kasus DBD paling tinggi berada di wilayah Kota Palu dibanding 13 kabupaten di Sulteng, disebabkan tingginya mobilitas lintas masyarakat di daerah teluk sekaligus lembah itu. (rn)