Seraya.id, Palu – Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Provinsi Sulawesi Tengah melakukan pendataan imbas bencana alam bermagnitudo 6,3 di Kecamatan dan Kecamatan , Kabupaten pada Sabtu malam, 9 September 2023.

Pendataan oleh TRC itu lewat pengidentifikasian wilayah terdampak dan kebutuhan darurat warga setempat.

Berdasar laporan yang diterima redaksi Seraya.id, rincian wilayah terdampak di Kecamatan Balaesang adalah Desa Labean. Sedangkan di Kecamatan Balaesang Tanjung yakni Desa Pomalulu dan Desa Palau.

Di Desa Pomalulu yang dihuni 1.877 jiwa atau 478 KK, TRC mencatat tak ada korban jiwa. Namun sebanyak 3 unit rumah di Dusun 2 dan Dusun 5 serta 1 rumah ibadah rusak.

BPBD Sulteng juga melaporkan terdapat 6 titik pengungsian yang berada di Kecamatan Balaesang.

Rinciannya sebagai berikut: Desa Labean Kecamatan Balaesang, pengungsian titik 1 dihuni 19 KK (74 jiwa) terdiri dari bayi 3 jiwa, balita 9 jiwa, lansia 6 jiwa, anak – anak 7 jiwa, ibu hamil 1 jiwa dan disabilitas 1 jiwa.

Titik 2 dihuni 8 KK (27 jiwa) bayi 2 jiwa, balita 2 jiwa, anak – anak 6 jiwa, lansia 2 jiwa.

Titik 3 dihuni 30 KK (86 jiwa) terdiri dari balita 10 jiwa, bayi 1 jiwa, anak – anak 30 jiwa, lansia 15 jiwa, sakit 2 jiwa.

Selanjuntnya Titik 4 dihuni 8 KK (25 jiwa) di antaranya bayi 4 jiwa, anak – anak 7 jiwa, dan lansia 2 jiwa.

Titik 5 dihuni 17 KK (39 jiwa) terdiri dari bayi 2 jiwa, balita 2 jiwa, lansia 10 jiwa, anak – anak 1 jiwa, sakit 1 jiwa dan disabilitas 1 jiwa.

Terakhir, titik 6 dihuni 16 KK (72 jiwa) terdapat bayi 4 jiwa, balita 7 jiwa, anak – anak 17 jiwa, dan lansia 5 jiwa.

Sementara di Desa Pomalulu Kecamatan Balaesang Tanjung ada 478 KK yang terdampak dengan rincian balita 137 jiwa, lansia 111 jiwa dan ibu hamil 9 jiwa.

Selanjutnya Desa Palau Kecamatan Balaesang Tanjung pada titik 1 pengungsian dihuni 50 KK (±200 jiwa), titik 2 sebanyak 38 KK (±120 jiwa), dan titik 3 berjumlah 89 KK (±354 Jiwa) yang terdiri dari lansia 19 jiwa, balita 32 jiwa, bayi 14 jiwa, anak – anak 99 jiwa, ibu hamil 4 jiwa, dan disabilitas 4 jiwa.

Di wilayah kejadian, TRC BPBD Sulteng langsung melakukan assessment, pengkajian situasi, identifikasi wilayah terdampak dan kebutuhannya.

Aparat desa pun mengimbau masyarakat untuk tetap berada di pengungsian sementara waktu.

Adapun kebutuhan mendesak yang saat ini diperlukan masyarakat terdampak yakni logistik PB, kidsware, kelambu, dan terpal.

Dari laporan TRC BPBD Sulteng, masyarakat setempat masih waspada sehingga memilih untuk melakukan pengungsian mandiri maupun ke titik – titik pengungsian.

Saat ini masyarakat kembali ke rumah masing-masing untuk mengamankan barang-barang berharga dan memasak, tetapi masih kembali ke titik pengungsian untuk menginap, dan listrik sudah kembali normal.

Diketahui, pada Sabtu malam, 9 September 2023, pukul 21:43 WIT wilayah Kabupaten Donggala, Sulteng diguncang gempa tektonik.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi itu memiliki parameter update dengan magnitudo 6,3 (M6,3).

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,02° LU ; 119,77° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49 km barat laut Kabupaten Donggala, Sulteng pada kedalaman 10 km. Hingga pukul 22.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). (sf)