Seraya.id, Palu – Dalam rangka akhir program pelaksanaan Desa Tangguh Bencana (DESTANA), Regional Management Consultant (RMC) Wilayah 3 melaksanakan Lokakarya Pengakhiran Program Fasilitasi Penguatan Ketangguhan Masyarakat Wilayah 3 DESTANA di Provinsi Sulawesi Tengah (), Senin, 1-5 Juli 2024 di salah satu hotel di Kota Palu, Sulteng.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh perwakilan dari BNPB RI Diannitta Agustinawati, Denadia Mutty, serta Agus Noto Adi selaku Team Leader Wilayah 3, Robert Irwan selaku Koordinator bidang Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas

RMC Wilayah 3, BPBD Sulteng diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Burhan Tahir yang membuka kegiatan.

Dalam sambutannya, Burhan Tahir menyampaikan bahwa pengakhiran ini  yang berlangsung selama 18 bulan, menghasilkan beberapa output yang mesti dijaga dan dikembangkan dalam kerja sama sama baik.

Burhan menyebut, aset Destana maupun aset yang telah diberikan melalui IDRIP dalam program ini.

Di antaranya Dokumen Kajian Risiko Bencana tingkat Desa/Kelurahan, Dokumen RPB RAK tingkat Desa/Kelurahan, Dokumen Rencana Mitigasi, Dokumen SOP Peringatan Dini, Dokumen Rencana Evakuasi Mandiri, Dokumen KATANA, Dokumen Penilaian Ketangguhan Desa/Kelurahan (PKD), Regulasi Destana tingkat Desa/Kelurahan, Laporan Hasil Pelaksanaan Destana di Desa/Kelurahan, serta Data Kelembagaan Destana (Forum PRB & Relawan).

“Dengan adanya aset yang ditinggalkan program Destana, kami 

berharap kita semua bisa bekerja sama dalam menjaga dan memelihara aset Destana maupun aset melalui program IDIRP,” ucap Burhan.

“Sehingga kedepannya ketika program ini berkelanjutan, Provinsi Sulawesi Tengah masih diberikan kepercayaan locus lagi dari BNPB sehingga desa/kelurahan di Sulteng bisa lebih tangguh terhadap bencana,” ungkapnya.

Seperti yang kita lihat pada Tabel di atas, lanjut Burhan, PKD Awal merupakan nilai sebelum masuknya program IDRIP Destana di Desa/Kelurahan dampingan program dan PKD Akhir setelah dampingan program IDRIP Desatana.

Sebelum masuknya program Destana, Kota Palu yang tadinya 6 kelurahan mempunyai nilai kategori Tangguh Pratama menjadi 1 kelurahan Tangguh Madya dan 5 kelurahan Tangguh Utama.

Kabupaten Donggala yang tadinya 4 wilayah Tangguh Pratama dan 2 Wilayah Tangguh Madya, menjadi 3 wilayah kategori Tangguh Madya dan 3 wilayah kategori Tangguh Utama, semua wilayah mengalami peningkatan di kabupaten donggala.

Kemudian Kabupaten Parigi Moutong yang tadinya 4 wilayah kategori Pratama dan 2 wilayah kategori Madya menjadi 2 Wilayah Kategori Tangguh Madya dan 4 wilayah kategori Tangguh Utama, semua wilayah Parigi Moutong mengalami kenaikan.

18 desa/kelurahan locus program Destana di Sulteng pun mengalami peningkatan ketangguhan desa/kelurahan berdasarkan hasil PKD yang termuat dalam PERKA (Peraturan Kepala) BNPB Nomor 1 Tahun 2012.

Kegiatan fasilitasi penguatan ketangguhan masyarakat melalui IDRIP bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat secara inklusif di desa/kelurahan rawan tsunami dan gempa bumi.

Untuk keberlanjutan Destana, giat Lokakarya Pengakhiran Program ini juga melibatkan beberapa OPD yang meliputi BPBD, Bappeda, Dinsos, DPMD, DLH tingkat Provinsi Sulteng. BPBD, Bappeda, Dinsos, DPMD, DLH Donggala Donggala. BPBD, Bappeda, Dinsos, DPMD, DLH Kabupaten Parimo & BPBD, Bappeda, Dinsos, DLH & DP3A Kota Palu.

Dalam kegiatan ini juga menggelar serah terima aset Destana yang diberikan langsung oleh RMC Wilayah 3 dan BNPB kepada Pemerintah Daerah yang diwakili BPBD Provinsi dan Kab/Kota. 

Kemudian serah terima dari BPBD Kota Palu kepada Lurah Talise dan Ketua Forum PRB Kelurahan Talise didampingi Fasilitator Kelurahan Talise.

Agenda ini pun diharapkan akan dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat desa/kelurahan dan pemerintah daerah yang menjadi sasaran lokasi pelaksanaan kegiatan ini dan secara tidak langsung juga bermanfaat bagi pemerintah kabupaten/kota dan desa/kelurahan di sekitarnya. (sf)