Seraya.id, Palu – Pemerinta Kota (Pemkot) Palu Provinsi Sulawesi Tengah menyambut lawatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pohuwato Provinsi Gorontalo pada Kamis, 18 April 2024.
Lawatan kerja diwakili Bappeda Pohuwato itu disambut Sekda Kota Palu Irmayanti Pettalolo di ruang pertemuan Sekretariat Kantor Wali Kota Palu, Jalan Balai Kota, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulteng.
Kepala Bappeda Pohuwato Irfan Saleh yang memimpin kunjungan itu, bertujuan membahas pengelolaan retribusi persampahan di wilayah Palu yang perdana berhasil meraih penghargaan Piala Adipura tahun 2023 oleh Kementerian LHK RI, Maret 2024 lalu.
Irmayanti Pettalolo dalam pertemuan itu menyebutkan, pemberlakuan biaya pengangkutan sampah di Palu berpedoman Peraturan Wali Kota (Perwali) Palu nomor 40 tahun 2021 tentang Pengurangan dan Pembatasan Penggunaan Sampah Plastik Sekali Pakai dan Styrofoam.
“Dibentuk TPS kemudian dibantu dengan peralatan sehingga bagaimana sampah bisa diolah kembali yang kemudian ini menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dioptimalkan juga pengelolaan sampah di TPA dengan harapan sampah-sampah rumah tangga yang ada ini akan semakin banyak yang bisa diolah kemudian hanya sedikit yang dibawa ke TPA,” ujar Irma.
Pengurangan sampah ini kata Irma didampingi Kepala DLH Palu Arif Lamakarate serta jajaran, Pemkot Palu tentunya sudah melakukan banyak upaya guna mengurangi serta mendaur ulang timbulan sampah.
Termasuk pembenahan perangkat persampahan di antaranya penambahan armada pengangkut sampah.
“Meski begitu [pengadaan penambahan] armada kami masih terbatas. Namun untuk memudahkan pengangkutan sampah di setiap kelurahan itu disiapkan 2 [unit] armada roda 4,” tuturnya.
Sementara bagi rumah yang berada di lorong sempit, pihaknya menyediakan kendaraan roda 3 atau Kaisar agar bisa menjangkau titik itu.
“Yang tak kalah penting juga kami mengoptimalkan sumber daya manusia dalam hal ini padat karya,” imbuh mantan Kepala DLH Palu ini.
“Seperti dulu pola kerja kelompok padat karya belum maksimal, sekarang sudah kami maksimalkan contohnya kenaikan gaji kelompok ini berjumlah Rp1 juta per orang. Sehingga mekanisme kerjanya lebih optimal,” ucapnya.
Penataan seperti waktu kerja padat karya yang berjumlah 3.500 orang, turut andil membersihkan wajah ibu kota Sulteng ini. (rn)