Seraya.id, Palu – Lonjakan tarif beberapa bahan pokok di wilayah Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah masih terus terjadi, salah satunya beras.

Terlebih memasuki bulan suci Ramadan yang diperkirakan pada tanggal 11 Maret 2024, kenaikan harga ini masih menjadi persoalan khusus kepada masyarakat, termasuk keluhan menurunnya omzet pembelian dari pedagang.

Menanggapi peristiwa itu, Kepala Dinas (Kadis) Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Palu Zulkifli, lonjakan harga beras disebabkan kelangkaan di pasaran.

Namun Zulkifli bertutur kepada Redaksi Seraya.id, jenis beras yang naik harga hanya berkualitas premium dikarenakan kelangkaan atau kurang stok.

“Terkait situasi sekarang yang naik [harga] ini hanya kualitas premium memang melonjak sekali. Beras ini memang langka di pasaran baik di tingkat di distributor dan tentu berkurang juga ke pedagang, sementara permintaannya sangat tinggi,” tutur Zulkifli pada Rabu, 6 Maret 2024.

Berdasarkan penelusuran pihaknya kepada beberapa distributor, terjadi keterlambatan pengiriman ke Kota Palu, dikarenakan keterlambatan pemanenan petani padi.

“Kalau saya lihat juga hasil penelusuran kami, panennya lambat di luar wilayah Sulteng. Sementara pemasoknya dari Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan,” ucapnya.

“Begitupun terjadi di petani di [Kabupaten] Parigi Moutong yang juga mengalami keterlambatan panen. Hal inilah yang memperlambat pengiriman stok beras,” imbuhnya.

Sementara beras berkualitas di bawah premium, dibilang Zul tidak mengalami kenaikan. Namun menariknya, minat beli masyarakat lebih banyak tertuju pada beras premium, sehingga mengakibatkan kekurangan stok jenis tersebut.

Meskipun begitu, Zul meyakini jika tahap panen telah kembali stabil, kenaikan harga beras premium akan kembali seperti semula. (sf)